Kantor Urusan Agama Kecamatan Pamotan — Kegiatan Manasik Haji tingkat Kecamatan tahun 2025 M/1446 H yang diselenggarakan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pamotan dan KUA Kecamatan Gunem memasuki hari ketiga, pada Senin, 14 April 2025. Acara ini diselenggarakan di Aula Pertemuan Rumah Makan Kebonjati Pamotan, dengan dihadiri oleh para calon jamaah haji yang tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan.
H.M. Subchan, Kepala KUA Kecamatan Pamotan, dipercaya sebagai salah satu pemateri dalam kegiatan manasik haji ini. Dalam pemaparannya, ia membahas secara detail mengenai kebijakan penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia, dengan fokus pada teknis pelaksanaan ibadah haji yang mencakup semua tahapan dari pemberangkatan hingga kepulangan jamaah.
"Manasik ini sangat penting untuk memberikan pemahaman yang jelas dan komprehensif kepada para calon jamaah tentang pelaksanaan haji. Kami ingin mereka tahu betul apa yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah berada di tanah suci," ujar H.M. Subchan dalam pembukaan materinya.
Ia kemudian menjelaskan tahapan perjalanan haji, mulai dari proses pemberangkatan jamaah di tanah air, transit di bandara, kedatangan di Arab Saudi, serta pelaksanaan ibadah haji yang mencakup berbagai ritual seperti thawaf, sai, wukuf di Arafah, dan tasyriq. Semua tahapan ini harus dilalui dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan ketertiban agar ibadah haji berjalan dengan lancar.
Salah satu contoh, teknis yang ia bahas adalah thawaf dan sai, yang merupakan bagian utama dari rangkaian ibadah haji. "Setibanya di Masjidil Haram, jamaah harus memahami dengan baik tata cara thawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad. Thawaf harus dilakukan dengan tertib dan menjaga ketenangan. Jangan memaksakan diri untuk masuk ke area yang padat, seperti Multazam, karena itu bisa membahayakan keselamatan jamaah," jelasnya lebih lanjut.
Setelah thawaf, jamaah melaksanakan sai, yakni berjalan bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. H.M. Subchan mengingatkan pentingnya konsentrasi dalam menghitung setiap langkah agar jamaah tidak keliru dalam melaksanakan ritual ini.
Selain aspek teknis, H.M. Subchan juga menekankan pentingnya menjaga etika dan akhlak selama berada di tanah suci. Menurutnya, ibadah haji bukan hanya ujian fisik, tetapi juga ujian mental dan spiritual. Selama berada di tanah suci, jamaah harus menjaga lisan, menahan emosi, dan memperbanyak dzikir serta doa.
"Tanah suci adalah tempat yang sangat istimewa. Di sana, kita tidak hanya diuji secara fisik, tetapi juga diuji dalam hal kesabaran, ketenangan, dan kedekatan kita dengan Allah. Oleh karena itu, sangat penting bagi jamaah untuk tetap tenang, menghindari konflik, menjaga kebersihan, dan menghormati sesama," tegasnya.
Para peserta terlihat sangat antusias dengan materi yang disampaikan, banyak yang mencatat dengan cermat informasi terkait teknis pelaksanaan haji dan bagaimana menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi selama di tanah suci. Kegiatan manasik ini dirancang untuk memberikan pembekalan yang menyeluruh kepada calon jamaah, agar mereka siap secara fisik, mental, dan spiritual dalam menjalankan ibadah haji.
Kegiatan manasik haji ini akan berlangsung hingga Kamis, 17 April 2025, dengan menghadirkan berbagai narasumber yang kompeten, termasuk tokoh ulama setempat. Diharapkan melalui kegiatan ini, para jamaah dapat memiliki pemahaman yang mendalam dan dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar, penuh kekhusyukan, serta sesuai dengan tuntunan syariat Islam.
[/red]
Posting Komentar